Selasa, 06 November 2018


Mencoba keasyikan pengalaman Cave Tubing di Goa Pindul

Awal bulan Oktober ini, kebetulan saya mendapatkan tugas dari kantor di kota Jogja, selama 3 hari. Wah rasanya senang sekali, bisa kembali ke kota kelahiran tercinta,….Rasanya sudah setahun lebih tidak menginjakkan kaki ke kota kelahiran tercinta .. Jadi tugas ini bagaikan  mengobati kerinduan akan suasana Jogja, kota kelahiran tercinta,.. Di jadwalkan berangkat hari Kamis pagi, dan baru kembali ke Jakarta Hari Sabtu sore. Di sela-sela jadwal tugas yang padat itu, ternyata ada satu hari dimana "rombongan kami" di jadwalkan mengunjungi salah satu obyek wisata yang cukup Nge-hits akhir-akhir ini di Jogja, yaitu menelusuri Goa Pindul, yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul.
Hari Jumat pagi sekitar pukul 08:00 kami di jadwalkan berangkat dari Hotel Hyatt Regency, tempat kami menginap, menuju ke Goa Pindul. Jarak antara Hotel yang terletak di kawasan seputaran Monjali, dengan Goa Pindul kurang lebih 35 km (via Google Maps). Perjalanan memakan waktu kurang lebih sekitar 1 - 1,5 jam, dengan menggunakan Bus. Rute yang dipilih melewati Ring Road, jalan Laksda Adisucipto, Janti, lanjut belok ke arah jalan Wonosari, menuju kawasan Goa Pindul. Cuaca hari itu cerah, dan cukup panas, dengan kondisi lalu lintas di sepanjang ring road, laksda adisucipto dan janti cukup padat tapi lancar,.. Kawasan seputaran Ring Road ke arah timur dari Hotel, merupakan kawasan kampus, perumahan, dan di dukung dengan kawasan perdagangan dan bisnis, jadi wajar saja kalau melewati kawasan itu pada jam-jam tersebut lalu lintas cukup padat. Setelah melewati kawasan tersebut, melewati Janti dan memasuki  jalan Wonosari, lalu lintas mulai lancar, jalanan mulus dengan aspal Hotmix nya menambah kenyamanan selama dalam perjalanan. Walaupun jalanan berliku berkelok-kelok dan naik turun, tapi pemandangan di sepanjang jalan Wonosari-Bukit Pathuk ke arah Goa Pindul cukup indah memanjakan mata, pohon-pohon jati dan sengon yang meranggas karena cuaca panas, dan kawasan hutan menjadi pemandangan utama di sepanjang perjalanan.
Setelah kira-kira hampir 1,5 jam perjalanan (sempat berhenti sejenak untuk buang air kecil di sebuah pom bensin),  tepat kira-kira pukul 09:30, rombongan kami tiba di kawasan Wisata Goa Pindul, desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunung kidul. Goa Pindul  sendiri adalah merupakan sebuah Goa yang memiliki panjang sekitar 350 m dan lebar kira-kira 5 meter, yang di dalamnya terdapat aliran sungai di bawah tanah. Untuk menelusuri aliran sungai bawah tanah di dalam Goa tersebut, dilakukan dengan cara menaiki Ban Pelampung,  seperti menaiki perahu atau sekoci. Nah, kegiatan tersebut dikenal dengan nama Cave Tubing.
Tiba di kawasan obyek wisata tersebut, Bus disediakan tempat parkir, yang letaknya tidak jauh dari Gapura masuk Goa Pindul. Dari area parkir menuju ke Gapura tersebut, kami melewati pedagang cindera mata (kaos, sandal, batik, dll), dan tentu saja sudah di sambut para pedagang yang menawarkan barang dagangannya. Saya sempat  membeli sandal jepit dan cover hp plastik (melindungi hp dari air) yang saya pikir barang tersebut memang diperlukan ketika menelusuri Goa. Sebelum memasuki Gapura masuk Goa, kami terlebih dahulu tiba di base camp atau sekretariat untuk  menitipkan barang bawaan, tas, di loker dan menyewa jaket pelampung . Di base camp atau sekretariat yang  terletak di sebelah Gapura masuk Goa,  kami terlebih dahulu di Breifing diberikan pengarahan tentang tata cara dan keselamatan dalam melakukan Cave Tubing. Setelah memilih dan memakai jaket pelampung dengan benar, kamipun  siap ber- Cave Tubing, .. ;-)

Jarak antara Gapura Masuk dengan Goa kurang lebih sekitar 700 m, menelusuri jalan desa,  dengan pemandangan rumah-rumah khas  penduduk desa, dan sungai yang membelah desa  karena musim kemarau, debit aliran airnya  kecil dan dangkal. Di tengah perjalanan kami diharuskan mengambil Ban Pelampung yang telah disediakan. Sambil membawa masing-masing Ban Pelampung yang lumayan besar (ban dalam truk), kami berjalan kaki menelusuri jalan desa menuju Goa Pindul.
Setelah kira-kira 15 menit kemudian, tibalah kami di depan mulut Goa Pindul, kami di sambut oleh para pemandu atau Guide yang akan mengantarkan dan memandu  kami menelusuri Goa. Terlebih dahulu Ban Pelampung, diletakkan di atas air sungai,  dengan posisi terlentang atau duduk di atas Ban pelampung masing-masing. Oleh pemandu, karena kami rombongan besar (sekitar 42 orang), agar tak terlepas dari rombongan maka kami disarankan untuk saling berpegangan pada tali yang tersedia pada masing-masing sisi Ban pelampung, sambung menyambung untuk mengarungi sungai bawah tanah di dalam Goa.



Deg-degan juga rasanya ketika mulai memasuki Goa, karena menurut pemandunya kedalaman air sungai di dalam gua berkisar 1 m sampai 4 m, dan bagi saya yang tidak bisa berenang ditambah kondisi di dalam Goa yang Gelap,  tentu saja membuat rasa was-was khawatir takut terjadi sesuatu ketika akan memasuki Goa.  Setelah semua rombongan siap, saling berpegangan, akhirnya kamipun di pandu satu persatu memasuki Goa, ….





Dengan masih di selimuti rasa was-was, saya pun memberanikan diri memasuki Goa. Pelan-pelan kamipun menyusuri  aliran sungai di dalam Goa, arus nya tenang kebetulan karena masih musim kemarau, jadi tidak terlalu deras. Di dalam Goa yang hanya di terangi oleh lampu senter milik pemandu, terdapat pemandangan yang Unik dan langka, berupa batu-batuan Stalaktit, yaitu sejenis batuan mineral yang menggantung di langit-langit Goa. Bahkan ada Stalaktit yang sudah tumbuh sampai ke bawah dan menjadi seperti pilar-pilar di dalam goa, ada juga bebatuan  mineral yang masih meneteskan air.  Aliran sungai yang berkelok-kelok, melalui bebatuan kapur yang keras, menambah rasa deg-degan sekaligus takjub berada di dalam Goa yang gelap. Di salah satu  sudut cekungan Goa, terdapat ratusan kelelawar, yang bergelantungan di langit-langit Goa, menambah rasa seram, serasa di dunia lain ;-)

Perlahan kami terus menyusuri sungai di dalam Goa, sampai pada suatu bagian Goa yang terdapat tempat yang cukup lebar sehingga terlihat   seperti kolam dalam Goa, dimana tempat tersebut terdapat celah yang cukup lebar sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam Goa, hal ini tentu saja merupakan pemandangan indah yang sangat langka. Sinar matahari yang memasuki celah tersebut menembus kedalam air sungai di mana pada bagian tersebut kedalam airnya hanya sekitar 1 m. Celah tersebut juga dapat sebagai pintu masuk secara vertikal ke dalam Goa, melalui sebuah bukit yang lumayan tinggi. Setelah melewati celah yang cukup lebar tersebut, perlahan kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri sungai . Batu-batuan Stalaktit masih menjadi pemandangan utama yang menakjubkan. Akhirnya setelah hampir  sekitar 1 jam di dalam Goa,   sampailah kami di ujung Goa, berupa tempat terbuka lebar seperti Dam atau Bendungan. Kamipun satu per satu di pandu ke pinggir Dam tersebut, keluar dari air dan tak lupa membawa ban pelampung masing-masing. Dengan pakaian yang basah, kamipun di pandu kembali berjalan menyusuri jalan desa kembali  menuju ke base camp,……  perjalanan untuk kembali ke base camp jaraknya lebih jauh dari waktu berangkatnya.  Wah sudah kebayang betapa lelahnya , dengan baju basah membawa ban pelampung, dan cuaca panas tentu menambah rasa lelah,…
Tapi ternyata di ujung jalan desa, telah menunggu beberapa mobil pick -up bak terbuka yang telah siap  mengantarkan kami kembali base camp.  Setelah sebelumnya, mengembalikan ban pelampung, kami masing-masing bergegas segera menaiki mobil bak terbuka tersebut,… Wah asyik juga nih, mobil segera melaju berjalan menyusuri jalan – jalan di desa yang masih sepi tidak begitu ramai,.. jalanan aspal desa, naik turun berkelok menambah kesenangan tersendiri, yang belum tentu kami alami ketika kembali ke Jakarta. ;-) Perjalanan dengan mobil terasa cepat, tak terasa kami pun telah sampai di base camp, saya pun segera turun dan bergegas mengambil baju ganti perlengkapan mandi dari loker di  tempat penitipan barang. Persis di sebelah tempat penitipan barang, di sediakan  tempat untuk mandi, yang terdiri beberapa kamar mandi.
Rasanya segar sekali,  mandi di saat cuaca cukup panas dan tubuh berkeringat,… Karena hari itu tepat hari Jumat, saya pun bergegas untuk melaksanakan ibadah Sholat Jumat. Tepat di sebelah Base Camp tak jauh dari situ terdapat sebuah masjid kecil. Saya pun berjalan menuju masjid tersebut, untuk melaksanakan ibadah Sholat Jumat…. Sambil mendengarkan khotbah, tak terasa pikiran menerawang membayangkan pengalaman hari ini yang mengasyikan, menelusuri sungai bawah tanah atau Cave Tubing di Goa Pindul,.. pengen rasanya suatu saat dapat datang kembali bersama  dengan  anak-anak tercinta,…



Jogjakarta, 05 Oktober 2018








0 komentar:

Posting Komentar

Puisi Malam

Pengikut

Statistik

Popular Posts

HOT PROMO

HOT PROMO