Mencoba keasyikan pengalaman Cave Tubing di
Goa Pindul
Awal bulan Oktober
ini, kebetulan saya mendapatkan tugas dari kantor di kota Jogja, selama 3 hari.
Wah rasanya senang sekali, bisa kembali ke kota kelahiran tercinta,….Rasanya sudah
setahun lebih tidak menginjakkan kaki ke kota kelahiran tercinta .. Jadi tugas
ini bagaikan mengobati kerinduan akan
suasana Jogja, kota kelahiran tercinta,.. Di jadwalkan berangkat hari Kamis pagi, dan
baru kembali ke Jakarta Hari Sabtu sore. Di sela-sela jadwal tugas yang padat
itu, ternyata ada satu hari dimana "rombongan kami" di jadwalkan
mengunjungi salah satu obyek wisata yang cukup Nge-hits akhir-akhir ini
di Jogja, yaitu menelusuri Goa Pindul, yang terletak di Kabupaten Gunung
Kidul.
Hari Jumat pagi
sekitar pukul 08:00 kami di jadwalkan berangkat dari Hotel Hyatt Regency,
tempat kami menginap, menuju ke Goa Pindul. Jarak antara Hotel yang
terletak di kawasan seputaran Monjali, dengan Goa Pindul
kurang lebih 35 km (via Google Maps). Perjalanan memakan waktu kurang
lebih sekitar 1 - 1,5 jam, dengan menggunakan Bus. Rute yang dipilih melewati Ring
Road, jalan Laksda Adisucipto, Janti, lanjut belok ke arah jalan Wonosari,
menuju kawasan Goa Pindul. Cuaca hari itu cerah, dan cukup panas,
dengan kondisi lalu lintas di sepanjang ring road, laksda adisucipto dan
janti cukup padat tapi lancar,.. Kawasan seputaran Ring Road ke arah
timur dari Hotel, merupakan kawasan kampus, perumahan, dan di dukung dengan
kawasan perdagangan dan bisnis, jadi wajar saja kalau melewati kawasan itu pada
jam-jam tersebut lalu lintas cukup padat. Setelah melewati kawasan tersebut,
melewati Janti dan memasuki jalan Wonosari, lalu lintas mulai lancar,
jalanan mulus dengan aspal Hotmix nya menambah kenyamanan selama dalam perjalanan. Walaupun
jalanan berliku berkelok-kelok dan naik turun, tapi pemandangan di sepanjang
jalan Wonosari-Bukit Pathuk ke arah Goa Pindul cukup indah memanjakan
mata, pohon-pohon jati dan sengon yang meranggas
karena cuaca panas, dan kawasan hutan menjadi pemandangan utama di sepanjang
perjalanan.
Setelah kira-kira
hampir 1,5 jam perjalanan (sempat berhenti sejenak untuk buang air
kecil di sebuah pom bensin), tepat kira-kira pukul 09:30, rombongan kami tiba di kawasan Wisata
Goa Pindul, desa Bejiharjo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunung kidul. Goa
Pindul sendiri adalah merupakan sebuah Goa yang memiliki panjang
sekitar 350 m dan lebar kira-kira 5 meter, yang di dalamnya terdapat aliran
sungai di bawah tanah. Untuk menelusuri aliran sungai bawah tanah di dalam Goa
tersebut, dilakukan dengan cara menaiki Ban Pelampung, seperti menaiki perahu atau sekoci. Nah, kegiatan tersebut dikenal
dengan nama Cave Tubing.
Tiba di kawasan
obyek wisata tersebut, Bus disediakan tempat parkir, yang letaknya tidak jauh
dari Gapura
masuk Goa Pindul. Dari area parkir menuju ke Gapura tersebut, kami melewati pedagang cindera mata (kaos, sandal,
batik, dll), dan tentu saja sudah di sambut para pedagang yang menawarkan barang
dagangannya. Saya sempat membeli sandal jepit dan cover hp plastik (melindungi
hp dari air) yang saya pikir barang tersebut memang diperlukan ketika
menelusuri Goa. Sebelum memasuki Gapura masuk Goa, kami terlebih dahulu tiba di
base camp atau sekretariat
untuk menitipkan barang bawaan, tas, di loker dan menyewa jaket pelampung
. Di base camp atau sekretariat
yang terletak di sebelah Gapura masuk Goa, kami terlebih dahulu di Breifing diberikan pengarahan tentang tata cara dan keselamatan dalam melakukan Cave Tubing.
Setelah memilih dan memakai jaket pelampung dengan benar, kamipun siap
ber- Cave Tubing, .. ;-)
Jarak antara Gapura
Masuk dengan Goa kurang lebih sekitar 700 m, menelusuri jalan desa, dengan
pemandangan rumah-rumah khas penduduk desa, dan sungai yang membelah desa
karena musim kemarau, debit aliran
airnya kecil dan dangkal. Di tengah perjalanan kami diharuskan mengambil
Ban Pelampung yang telah disediakan. Sambil membawa masing-masing Ban Pelampung
yang lumayan besar (ban dalam truk), kami berjalan kaki menelusuri jalan desa menuju Goa
Pindul.
Setelah kira-kira
15 menit kemudian, tibalah kami di depan mulut Goa Pindul, kami di sambut oleh
para pemandu atau Guide yang akan mengantarkan dan memandu kami menelusuri Goa. Terlebih dahulu Ban
Pelampung, diletakkan di atas air sungai, dengan posisi terlentang atau
duduk di atas Ban pelampung masing-masing. Oleh pemandu, karena kami rombongan
besar (sekitar 42 orang), agar tak terlepas dari rombongan maka kami disarankan
untuk saling berpegangan pada tali yang tersedia pada masing-masing sisi Ban
pelampung, sambung menyambung untuk mengarungi sungai bawah tanah di dalam Goa.
Deg-degan juga
rasanya ketika mulai memasuki Goa, karena menurut pemandunya kedalaman air
sungai di dalam gua berkisar 1 m sampai 4 m, dan bagi saya yang tidak bisa berenang
ditambah kondisi di dalam Goa yang Gelap, tentu saja membuat rasa was-was khawatir takut terjadi sesuatu ketika akan memasuki Goa. Setelah semua rombongan
siap, saling berpegangan, akhirnya kamipun di pandu satu persatu memasuki Goa,
….
Dengan masih di selimuti rasa was-was, saya pun memberanikan diri memasuki Goa. Pelan-pelan kamipun menyusuri aliran sungai di dalam Goa, arus nya tenang kebetulan karena masih musim kemarau, jadi tidak terlalu deras. Di dalam Goa yang hanya di terangi oleh lampu senter milik pemandu, terdapat pemandangan yang Unik dan langka, berupa batu-batuan Stalaktit, yaitu sejenis batuan mineral yang menggantung di langit-langit Goa. Bahkan ada Stalaktit yang sudah tumbuh sampai ke bawah dan menjadi seperti pilar-pilar di dalam goa, ada juga bebatuan mineral yang masih meneteskan air. Aliran sungai yang berkelok-kelok, melalui bebatuan kapur yang keras, menambah rasa deg-degan sekaligus takjub berada di dalam Goa yang gelap. Di salah satu sudut cekungan Goa, terdapat ratusan kelelawar, yang bergelantungan di langit-langit Goa, menambah rasa seram, serasa di dunia lain ;-)
Perlahan kami terus menyusuri sungai di
dalam Goa, sampai pada suatu bagian Goa yang terdapat tempat yang cukup lebar
sehingga terlihat seperti kolam dalam Goa, dimana tempat tersebut
terdapat celah yang cukup lebar sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam
Goa, hal ini tentu saja merupakan pemandangan indah yang sangat langka. Sinar
matahari yang memasuki celah tersebut menembus kedalam air sungai di mana pada
bagian tersebut kedalam airnya hanya sekitar 1 m. Celah tersebut juga dapat
sebagai pintu masuk secara vertikal ke dalam Goa, melalui sebuah bukit yang
lumayan tinggi. Setelah melewati celah yang cukup lebar tersebut, perlahan kami
pun melanjutkan perjalanan menyusuri sungai . Batu-batuan Stalaktit masih menjadi
pemandangan utama yang menakjubkan. Akhirnya setelah hampir sekitar 1 jam
di dalam Goa, sampailah kami di ujung Goa, berupa tempat terbuka
lebar seperti Dam atau Bendungan. Kamipun satu per satu di
pandu ke pinggir Dam tersebut, keluar dari air dan tak lupa membawa ban
pelampung masing-masing. Dengan pakaian yang basah, kamipun di pandu kembali
berjalan menyusuri jalan desa kembali menuju ke base camp,……
perjalanan untuk kembali ke base camp jaraknya lebih jauh dari waktu
berangkatnya. Wah sudah kebayang betapa lelahnya , dengan baju basah
membawa ban pelampung, dan cuaca panas tentu menambah rasa lelah,…
Tapi ternyata di ujung jalan desa, telah
menunggu beberapa mobil pick -up bak terbuka yang telah siap mengantarkan
kami kembali base camp. Setelah
sebelumnya, mengembalikan ban pelampung, kami masing-masing bergegas segera
menaiki mobil bak terbuka tersebut,… Wah asyik juga nih, mobil segera melaju
berjalan menyusuri jalan – jalan di desa yang masih sepi tidak begitu ramai,..
jalanan aspal desa, naik turun berkelok menambah kesenangan tersendiri, yang
belum tentu kami alami ketika kembali ke Jakarta. ;-) Perjalanan dengan mobil
terasa cepat, tak terasa kami pun telah sampai di base camp, saya pun segera
turun dan bergegas mengambil baju ganti perlengkapan mandi dari loker di tempat penitipan barang. Persis di sebelah
tempat penitipan barang, di sediakan tempat untuk mandi, yang terdiri beberapa
kamar mandi.
Rasanya segar sekali, mandi di saat cuaca cukup panas dan tubuh
berkeringat,… Karena hari itu tepat hari Jumat, saya
pun bergegas untuk melaksanakan ibadah Sholat
Jumat. Tepat di sebelah Base Camp tak jauh dari situ terdapat sebuah masjid
kecil. Saya pun berjalan menuju masjid tersebut, untuk melaksanakan ibadah Sholat Jumat…. Sambil mendengarkan
khotbah, tak terasa pikiran menerawang membayangkan pengalaman hari ini yang
mengasyikan, menelusuri sungai bawah tanah atau Cave Tubing di Goa Pindul,.. pengen
rasanya suatu saat dapat datang kembali bersama dengan
anak-anak tercinta,…
Jogjakarta, 05
Oktober 2018
0 komentar:
Posting Komentar